'/> Pengertian Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini

Info Populer 2022

Pengertian Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini

Pengertian Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini
Pengertian Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini

Pengertian Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini – Dapat ditelaah dengan ludang kecepeh memahami pengertian berhitung. Dari sejumlah referensi dijelaskan sanggup kita pengertian dan penjelasani bahwa berhitung merupakan serpihan dari matematika terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.


Bagi anak usia dini, kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan berhitung permulaan, yakni kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk berbagi kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak sanggup meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berafiliasi dengan penjumlahan dan pengurangan (Susanto, 2011).

Baca juga : Pengertian & Karakteristik Anak Usia Dini

Kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut pula kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun mereka sanggup menyebutkan urutan bilangan hingga sepuluh. Sedangkan usia 5 hingga 6 tahun sanggup menyebutkan bilangan hingga seratus (Sriningsih, 2008)

Disimpulkan bahwa berhitung ialah kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika menyerupai kegiatan mengurutkan bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan ketrampilan yang sangat diharapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang juga sebagai dasar pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan mengikuti pendidikan dasar bagi anak.

Tujuan Pembelajaran Berhitung

Secara umum berhitung permulaan bagi anak usia dini bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan ludang kecepeh siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang ludang kecepeh kompleks. Sedangkan secara khusus, sanggup berpikir logis dan sistematis semenjak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar, anak sanggup menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan kemampuan berhitung, ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang ludang kecepeh tinggi, mempunyai pemahaman konsep ruang dan waktu serta sanggup memperkirakan kemungkinan urutan sesuai kejadian yang terjadi di sekitarnya, dan mempunyai kreatifitas dan imajinasi dalam membuat sesuatu secara impulsif (Depdiknas, 2000)

Menurut Piaget, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini sebagai logico-mathematical learning atau mencar ilmu berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Sehingga bukan biar anak sanggup menghitung hingga seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir (Suyanto, 2005)

Jadi, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini, yaitu untuk melatih anak berpikir logis dan sistematis semenjak dini dan mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan ludang kecepeh siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang ludang kecepeh kompleks.

Prinsip-prinsip Berhitung

Menurut Depdiknas (2000: 8) mengemukakan prinsip- prinsip dalam menerapkan permainan berhitung di Taman kanak-kanak yaitu, permainan berhitung dimemberikankan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman kejadian konkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar dan melalui tingkat kesukarannya, contohnya dari konkrit ke abstra k, memperringan dan sepele ke sukar, dan dari sederhana ke yang ludang kecepeh kompleks. Permainan berhitung akan berhasil jikalau anak dimemberikan kesempatan berpartisipasi dan dirangsa ng untuk menuntaskan masalah-masalahnya sendiri,

Permainan behitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memmemberikankan rasa kondusif serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diharapkan alat peraga/media yang sesuai denganbenda bekerjsama (tiruan), menarik dan bervariasi, memperringan dan sepele dipakai dan tidak membahayakan. Selain itu bahasa yang dipakai didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jikalau memungkinkan mengambil tumpuan yang terdapat di lingkungan sekitar.

Ludang kecepeh lanjut Yew (dalam Susanto, 2011:103) mengungkapkan beberapa prinsip dalam mengajarkan berhitung pada anak, diantaranya membuat pelajaran yangmenyenangkan, mengajak anak terlibat secara langsung, membangun impian dan kepercayaan diri dalam menyesuaikan berh itung, hargai kesalahan anak dan jangan menghukumnya, serius pada apa yang anak capai. Pelajaran yang mengasyikan dengan melaksanakan acara yang menghubungkan kegiatan berhitung dengan kehidupan sehari-hari.

Dari prinsip-prinsip berhitung diatas, sanggup disimpulkan prinsip-prinsip berhitung untuk anak usia dini yaitu pembelajaran s ecara pribadi yang dilakukan oleh anak didik melalui bermain atau permainan yang dimemberikankan secara bertahap, menyenangkan bagi anak didik dan tidak memaksakan kehendak gu ru dimana anak dimemberikan kebebasan untuk berpartisipasi atau ter libat pribadi menuntaskan masalah-masalahnya.

Tahap Penguasaan Berhitung

Berhitung bagi anak usia dini seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu penguasaan konsep, masa transisi, dan lambang (Depdiknas (2000:7). Penguasaan Konsep ialah pemahaman dan pengertian perihal sesuatu dengan memakai benda dan kejadian konkrit, menyerupai pengenalan warna, bentuk, dan menghitung bila nagan. Masa Transisi ialah proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru secara sedikit demi sedikit sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara indi vidual berbeda. Misalnya, knorma dan susila gurumenjelaskan konsep satu dengan memakai benda (satu buah pensil), belum dewasa sanggup menyebutkan benda lain yang mempunyai konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambang dari angka satu itu.

Burns & Lorton menjelaskan ludang kecepeh terperinci bahwa sesudah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang konsep. Kejelasan kekerabatan antara konsep konkrit dan lambang bilangan menjadi kiprah guru yang sangat penting dan tidak tergesa-gesa. Sedangkan Lambang merupakan visualisasi dari banyak sekali konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk (Sudono, 2010)

Manfaat Pengenalan Berhitung

Manfaat utama pengenalan matematika, termasuk di dalamnya kegiatan berhitung ialah berbagi aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis (Suyanto, 2005).

Permainan matematika berdasarkan Siswanto (2008:44) mempunyai manfaat bagi anak-anak, dimana melalui banyak sekali pengamatan terhadap benda disekelilingnya sanggup berfikir secara sistematis dan logis, sanggup menyesuaikan diri dan menyesuiakan dengan lingkungannya yang dalam keseharian memerlukan kepandaian berhitung. Memiliki apresiasi, konsentrasi serta ketelitian yang tinggi. Mengetahui konsep ruang dan waktu.


Mampu memperkirakan urutan sesuatu. Terlatih, membuat sesuatu secara impulsif sehingga mempunyai kreativitas dan imajinasi yang tinggi. Anak-anak yang cerdas matemati-logika anak dengan memmemberikan materi-materi konkrit yang sanggup dijadikan materi percobaan. Kecerdasaan matematika –logika juga sanggup ditumbuhka n melalui interaksi positif yang bisa memuaskan rasa ingin tahu anak. Oleh sebab itu, guru harus dapatmentpendapat pertanyaan anak dan memberI klarifikasi logis, selain itu guru perlu memmemberikankan permainan-permainan yang memotivasi kebijaksanaan anak.

Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung Pada Anak

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah mengambarkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang bau tanah dan guru bagi anak usia dini harus tanggap untuk segera memmemberikankan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak sanggup terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.

Selain itu, jikalau kegiatan berhitung dimemberikankan melalui banyak sekali macam permainan tentunya akan ludang kecepeh dampak dan imbastif sebab bermain merupakan wahana mencar ilmu dan bekerja bagi anak. Di yakini bahwa anak akan ludang kecepeh berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuannya (Murdjito, 2007)

Demikian pengertian kemampuan berhitung pada anak usia dini dan sejumlah poin yang berkaitan dengan upaya memahami kemampuan berhitung mereka sebagai pegangan bagi para pendidik anak usia dini.
Advertisement

Iklan Sidebar