'/> Tahap Perkembangan Bicara Anak Usia Dini

Info Populer 2022

Tahap Perkembangan Bicara Anak Usia Dini

Tahap Perkembangan Bicara Anak Usia Dini
Tahap Perkembangan Bicara Anak Usia Dini

Perkembangan Bicara Anak Usia Dini - Setiap anak mempunyai komponen pemerolehan bahasa yang sama. Hal tersebut dilihat dari segi perkembangan bahasa anak normal. Ketiruana komponen tersebut sanggup dilihat dari tanda-tanda dan tingkah laris anak usia dini yang mencakup fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatiknya.


Untuk anak normal, tahapan tersebut dibagi menjadi dua periode (Eni Zubaidah, 2003: 14) yaitu:

I. Periode Pralinguistik

Periode ini terjadi semenjak lahir hingga usia usia 11 bulan. Tahap ini disebut juga tahap omong kosong, atau tahap kata tanpa arti. Anak tidak menghasilkan suatu kata yang sanggup dikenal, tetapi mereka berbuat seperti mengatur ucapan-ucapan sesuai referensi suku kata. Anak mulai menghasilkan bunyi konsonan-vokal dengan satu suku kata yang sering diulang-ulang (Tarigan, 1984).

II. Periode Linguistik

Periode linguistik berada pada tahap suku kata dimana anak hanya mengulang kata yang telah didengarnya. Menurut Suhartono (2005) anak usia Taman Kanak-kanak berada pada tahap perkembangan bicara kombinatori dengan ciri-ciri:
  • Anak bisa memakai bahasa dalam bentuk negatif, interogatif.
  • Kalimat yang diucapkan sudah mengarah pada kalimat pendek dan sederhana.
  • Berani menyampaikan tidak jikalau disuruh melaksanakan sesuatu.
  • Dapat membuktikan ketidaksetujuan.
  • Bicara ludang keringh teratur dan terstruktur.
  • Bicara anak sudah sanggup dipahami orang lain
  • Anak bisa merespon pembicaraan orang lain baik positif maupun negatif.
Menurut pendapat lain, Mangantar Simanjuntak dan Soenjono Dardjowidjojo menyatakan bahwa tingkat perkembangan bicara anak usia dini yakni sebagai diberikut (Suhartono, 2005: 82-84):
  1. Tingkat membabel (0-1 tahun); Anak sudah bisa mengucapkan referensi suku kata yang berbentuk konsonan vokal (KV).
  2. Masa holofrasa (1-2 tahun); Pada mulanya anak memakai satu kata, yaitu kata benda atau kata kerja, yang kemudian digabungkan dengan instruksi untuk mengungkapkan suatu pikiran utuh (Hurlock, 1976: 189). Contoh: kata “cucu”, untuk memberikan “saya ingin minum susu”.
  3. Masa ucapan dua kata (2-2,6 tahun); Anak sudah bisa mengucapkan dua kata menyerupai “ma susu“ yang berarti “mama, saya minta susu”. Hurlock (1978: 189) menambahkan bahwa pada usia dua tahun, anak bisa menggabungkan kata ke dalam kalimat pendek yang kerap berupa kalimat tak komplit yang diberisi satu atau dua kata benda, satu kata kerja, dan adakala satu kata sifat atau kata keterangan. Menurut Soenjono (200: 128), pada ketika anak memakai ujaran dua kata, ujaran tiga kata pun sudah mulai digunakan.
  4. Masa permulaan tata bahasa (2,6-3 tahun); Anak mulai sanggup memakai bentuk bahasa yang ludang keringh rumit. Kalimat yang diucapkan umumnya berupa kata kiprah menyerupai “papa pergi ke kantor”.
  5. Masa menjelang tata bahasa cukup umur (3-4 tahun); Pada masa ini, anak sanggup menghasilkan kosakata yang ludang keringh rumit. Anak telah bisa menggunkaan imbuhan secara komplit dan juga mempunyai subjek, predikat, dan objek bahkan keterangan bila diperlukan.
  6. Masa kecakapan penuh (4-5 tahun); Anak yang normal telah mempunyai kemampuan berbicara sesaui kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa ibunya. Anak bisa memahami apa-apa yang disampaikan orang lain kepadanya atau apa yang ingin di sampaikanya kepada orang lain dengan baik. Hurlock (1978: 189) menambahkan bahwa di usia 4 tahun kalimat anak sudah komplit diberisi tiruana unsur kalimat.
Anak dikatakan sanggup berbicara apabila sudah sanggup memakai bahasa, yaitu sanggup mengeluarkan kata-kata yang berarti untuk sanggup berafiliasi dengan orang lain (Muhammad Azmi, 2006: 35). Anak bisa berkomunikasi dengan ujaran yang sempurna dan jelas. Menurut Endang Supartini (2003: 65) dalam berkomunikasi, pembicaraan kita diharapkan selalu runtut, bunyi diikuti suara, kata diikuti kata, kalimat per kalimat. Beberapa orang bisa berbicara dengan lancar, namun beberapa orang ketika berbicara masih diselingi eng.......eng..... atau eh...eh...eh, atau melaksanakan pengulangan (Endang Supartini, 2003: 66).

Demikian dua periode atau tahap perkembangan bicara anak usia dini. Baca pula pengertian anak usia dini berdasarkan para pakar untuk ludang keringh memahami batasan dan karakteristiknya.

Advertisement

Iklan Sidebar