Pengaruh Bahan Pengawet Makanan Berformalin - Sangat kita pahami bahwa formalin sangat berbahaya kalau dipakai tidak sewajarnya mengingat formalin merupakan zat yang bersifat karsinogenik atau sanggup mengakibatkan kanker.
Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing mengatakan bahwa pemdiberian formalin pada takaran tertentu pada jangka panjang sanggup menjadikan kanker terusan cerna menyerupai adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan peningkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akhir paparan formalin melalui hirupan.
Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dimembuang keluar bersama cairan tubuh. Dengan demikian keberadaan formalin dalam darah susah dideteksi. Kekebalan tubuh sangat berperan pada berakibat tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika kekebalan tubuh atau prosedur pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin berkadar rendah sekalipun sanggup berakibat jelek terhadap kesehatan. Anak - anak, khususnya bayi dan balita, yaitu salah satu kelompok usia yang rentan mengalami gangguan ini.
Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltic (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat abnormal ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan mengakibatkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia sanggup menangkal zat abnormal masuk ke dalam tubuh. Namun demikian, pada usia anak, usus imatur ( belum tepat ) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga megampangkan materi berbahaya masuk ke dalam tubuh dan susah dikeluarkan. Hal ini juga akan ludang keringh mengganggu pada penderita gangguan terusan cerna yang kronis menyerupai pada penderita autism, penderita alergi dan sebagainya (Yuliarti, 2007).
Pengaruh materi pengawet masakan berformalin tidak secara eksklusif akan terlihat. Efek ini hanya terlihat secara kumulatif, kecuali kalau seseorang mengalami keracunan formalin dengan takaran tinggi. Keracunan formalin sanggup menjadikan iritasi lambung dan alergi. Formalin juga bersifat karsinogen (bersifat kanker) dan mutagen (menyeb abkan perubahan fungsi sel). Dalam kadar yang sangat tingi formalin sanggup mengakibatkan kegagalan peredaran darah yang bermuara pada kematian.
Efek akut penggunaan formalin adalah:
Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing mengatakan bahwa pemdiberian formalin pada takaran tertentu pada jangka panjang sanggup menjadikan kanker terusan cerna menyerupai adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan peningkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akhir paparan formalin melalui hirupan.
Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dimembuang keluar bersama cairan tubuh. Dengan demikian keberadaan formalin dalam darah susah dideteksi. Kekebalan tubuh sangat berperan pada berakibat tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika kekebalan tubuh atau prosedur pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin berkadar rendah sekalipun sanggup berakibat jelek terhadap kesehatan. Anak - anak, khususnya bayi dan balita, yaitu salah satu kelompok usia yang rentan mengalami gangguan ini.
Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltic (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat abnormal ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan mengakibatkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia sanggup menangkal zat abnormal masuk ke dalam tubuh. Namun demikian, pada usia anak, usus imatur ( belum tepat ) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga megampangkan materi berbahaya masuk ke dalam tubuh dan susah dikeluarkan. Hal ini juga akan ludang keringh mengganggu pada penderita gangguan terusan cerna yang kronis menyerupai pada penderita autism, penderita alergi dan sebagainya (Yuliarti, 2007).
Pengaruh materi pengawet masakan berformalin tidak secara eksklusif akan terlihat. Efek ini hanya terlihat secara kumulatif, kecuali kalau seseorang mengalami keracunan formalin dengan takaran tinggi. Keracunan formalin sanggup menjadikan iritasi lambung dan alergi. Formalin juga bersifat karsinogen (bersifat kanker) dan mutagen (menyeb abkan perubahan fungsi sel). Dalam kadar yang sangat tingi formalin sanggup mengakibatkan kegagalan peredaran darah yang bermuara pada kematian.
Efek akut penggunaan formalin adalah:
- Tenggorokan dan perut terasa terbakar, tenggorokan terasa sakit untuk menelan
- Mual, muntah, dan diare
- Mungkin terjadi pendarahan dan sakit perut yang andal
- Sakit kepala dan hipotensi ( tekanan darah rendah)
- Kejang, tidak sadar sampai koma; dan
- Kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, serta sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
- Iritasi pada terusan pernapasan
- Muntah- muntah dan kepala pusing
- Rasa terbakar pada tenggorokan
- Penurunan suhu tubuh dan rasa gatal di dada; dan
- Bila dikonsumsi menahun sanggup menjadikan kanker.
- Kulit: Iritatif, kulit kemerahan, kulit menyerupai terbakar, alergi kulit
- Mata: Iritatif, mata merah, dan basah dan kebutaan
- Hidung: Mimisan
- Saluran Pernafasan: Iritasi lambung, mual, muntah, mules
- Hati: Kerusakan hati
- Paru - paru: radang paru- paru sebab zat kimia (pneumonitis)
- saraf: Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitive, sukar konsentrasi, praktis lupa
- ginjal: Kerusakan ginjal
- Organ Reproduksi: Kerusakan testis dan ovarium, gangguan menstruasi sekunder
Advertisement